Di mimpi itu, aku, kamu dan yang lainnya berada di satu bus. Kita tertawa bersama.
Tiba-tiba kamu berdiri, beranjak dari kursimu, lalu berjalan ke arahku. Aku ikut berdiri, mengikuti langkahmu. Kamu tatap aku, kamu pasangkan cincin di dua jariku. Tapi bukan, itu karet, dua karet yang kamu lilitkan beberapa kali hingga sesuai ukuran jariku.
Ditengah perjalanan, karet itu terlepas. Aku menunjukkannya padamu, lalu dengan sigap kamu membetulkannya. Kini karet berwarna kuning itu telah kembali melilit si Manis dan si Telunjuk. Aku tersenyum senang, sedang kamu berjalan ke kursimu. Aku menatap jendela. Bus berhenti. Yang lain turun. Kamu tersenyum saat aku menoleh ke arahmu. Aku kira kamu senang kita akan bertiga saja dengan Pak supir. Tapi tak lama kamu ikut berdiri, menyusul yang lain. Aku hanya bisa diam, lalu kembali menatap jendela. Mataku tau benar itu kamu. Ya, lelaki yang sedang berjalan sambil menggandeng Dia si Belia. Seketika jendelaku basah. Pipiku apalagi.
No comments:
Post a Comment
Hi, there. Thanks for stopping by ^^ Kalau mau komentar, jangan anonim, yah! :)