Satu lagi yang aku tau tentang belia itu. Ya, kali ini hal itu berhasil membiaskan benciku. Melihat wajahnya, ah, ada rasa tentram tiba-tiba. Bahagianya membuat aku salut luar biasa. Bila aku jadi dia, barangkali tidak bisa aku tersenyum selebar itu. Malam ini aku membaca tulisannya dan sesaat kemudian mataku panas, hatiku tak karuan. Ntah bagaimana, tapi tulisannya yang singkat itu berhasil menyentuh hatiku. Senyum miliknya masih sama. Lesung pipit itu, ada ketulusan di sana, keheningan, bahkan kerinduan yang amat dalam. Aku bisa merasakannya.
Kali ini bukan keangkuhan yang aku lihat dari sorot matanya. Bukan juga dia yang meledak-ledak. Dia terlihat tenang, bahagia. Keramahannya, kebanyak-bicaraannya, aku suka. Hal-hal yang semula berlebihan bagiku, kini terasa wajar. Aku kagum pada semangatnya, pada prestasinya, pada perjuangannya.
Ah, aku tak pandai meninggikan hati seseorang, tapi sungguh aku menyukai dia, aku menyukai ketegaran hatinya.
wah lesung pipit itu manis lho.
ReplyDelete