Bloglovin Google+ Facebook Twitter Image Map

17 April 2010

Penyakit Baru Saya

Baru-baru ini saya merasa diri saya mulai terkena gejala perfeksionis. Begini gejalanya, seorang yang perfeksionis cenderung memandang segala sesuatu harus full jadi gak bisa ada sedikit kekurangan, kejelekan atau kesalahan. Perasaan tidak puas akan sulit hilang dari benaknya, pekerjaan atau hasil yang sedikit minus pasti akan menjadikan stress yang luar biasa bagi dirinya. Terbayang bukan betapa repotnya saya belakangan ini? Bukan hanya itu, seorang yang perfeksionis juga cenderung egois, semua hal harus sesuai keinginan, sehingga terkadang menjadi sedikit mengabaikan orang lain.

Hal-hal kecil pun dapat menjadi besar apabila sudah masuk kedalam pikiran si perfeksionis, saya sering mengalaminya, salah satunya adalah ketika tugas-tugas yang sudah siap kumpul, saya print ulang hanya karena terdapat sedikit salah pengetikan, rasanya saya tak bisa menghentikan rangsangan-rangsangan yang selalu muncul untuk memperbaiki cacat kecil itu demi sebuah kesempurnaan. Selama saya belum memperbaikinya, maka pikiran saya hanya tertuju pada kesalahan tersebut, tak dapat memikirkan hal lain. Apabila berada dalam kelompok. saya akan merasa sangat kesal apabila ada suatu ide yang menurut saya kurang sesuai namun malah disetujui oleh anggota yang lain, saya ingin yang terbaik bagi kelompok saya. Saya sendiri sering tidur larut malam untuk mengerjakan tugas sekolah saya. Ibu saya sering berkomentar, saya terlalu berlebihan, katanya tugas yang harusnya 1 jam selesai menjadi berjam-jam, hanya karena saya tidak ingin ada kesalahan yang terlewatkan sehingga tak sempat saya perbaiki.

Dibalik itu semua, sebenarnya saya merasakan sedikit manfaat akibat terserang sindrom ini, seperti: selalu bekerja dengan sepenuh hati dan totalitas, lebih teliti dan tidak mudah mengandalkan orang lain atau mempercayakan urusan saya pada orang lain. Satu yang tidak dapat saya toleran adalah saya menjadi cenderung memaksakan diri untuk melakukan segalanya, walaupun sebenarnya sudah di luar batas kemampuan saya. Saya juga menjadi mudah sekali kecewa jika ada satu atau sedikit kekurangan, walaupun di mata orang lain biasa saja. Saya lelah, saya ingin menjadi saya yang dulu, sebelum terkena sindrom perfeksionis ini. Adakah yang bisa menyembuhkan saya? Tolong.

No comments:

Post a Comment

Hi, there. Thanks for stopping by ^^ Kalau mau komentar, jangan anonim, yah! :)